Sabtu, 17 Oktober 2015

Bănat Suăd, Dari Benci Menjadi Cinta




Bânat Su’âd, itulah nama sebuah syair pujian yang sangat masyhur di kalangan sastrawan Arab.  Sebuah syair yag dikarang oleh salah satu sahabat, sebagai wujud kecitaannya kepada Rasulullah SAW, ‘’Ka’ab bin Zuhair’’.  

Dijelaskan dalam kitab al-Adab al-Islami karya Prof. Dr. Ibrahim Muhammad Qasim[1], bahwa Kaab bin Zuhair adalah salah satu penyair terkenal di kalangan bangsa Arab Jahiliah, ia terlahir dari keluarga sastrawan, hampir semua angota keluarganya piawai dalam membuat bait-bait puisi. Konon, Ka’ab memiliki saudara bernama Bujair yang telah terlebih dulu masuk Islam, dan saat mengetahui saudaranya telah memeluk Islam, Ka’ab sangat marah dan muncul  kebenciannya kepada Islam dan Rasulullah SAW. Akibatnya, beberapa kali Ka’ab membuat puisi untuk mengumpat dan menghina Rasulullah SAW.

Sepulang Rasulullah SAW dari Perang Thâif, Bujair menulis surat kepada Ka’ab untuk memeluk Islam dan memberinya peringatan serta kabar buruk jika ia menolak. Ia memberi saran kepada saudaranya untuk bertaubat dan memeluk Islam. 

Setelah mendapat surat dari saudaranya, Ka’ab mulai merenungi kesalahanya, dan mengakui keagungan Islam dan kemuliaan Rasulullah SAW. Akhirnya, Ka’ab mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan mendatangi Rasulullah SAW di Madinah untuk bertaubat dan meminta perlindangan, namun para sahabat ketika mendengar bahwa ia adalah Ka’ab, maka mereka langsung meminta izin kepada Rasulullah untuk memenggal kepalanya karena tindakannya selama ini yang selalu menghina Nabi SAW. Namun,  beliau melarang para sahabat untuk melakukan hal tersebut dan memaafkan Ka’ab yang telah meminta maaf dan bertaubat. 

Maha Suci Allah, karena sifat kelembutan dan kasih sayang Rasulullah SAW Ka’ab langsung berubah dari membenci dan menghinakan, menjadi sangat mencintai dan memuji Rasulullah SAW. Tiba-tiba Ka’ab melantunkan sebuah syair pujian untuk Rasulullah SAW yang terkanal dengan sebutan Banăt Su’ad (Putri-putri Su’ad) yang terdiri dari 59 bait puisi. Dan atas dasar itulah Nabi SAW memberikan Burdah (jubah) yang dipakainya kepada Ka’ab bin Zuhair, sebagai tanda kegembiraan atas keIslaman dan syair yang telah dilantunkannya, yang kemudian sekarang terkenal menjadi Qasidah Burdah Banăt Su’ad. Berikut adalah cuplikannya :  


بانت سعاد فقلبي اليوم متبول – متيم إثرها لم يفد مكبول
وما سعاد غداة البين إذ رحلوا – إلا أغنو غضيض الطرف مكحول
أنبئت أن رسول الله أوعدنى – والعفو عند رسول الله مأمول  




[1] Dosen Bahasa dan sastra Arab Universitas Al-Azhar, Kairo.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About