Bânat Su’âd, itulah nama sebuah syair
pujian yang sangat masyhur di kalangan sastrawan Arab. Sebuah syair yag dikarang oleh salah satu
sahabat, sebagai wujud kecitaannya kepada Rasulullah SAW, ‘’Ka’ab bin Zuhair’’.
Dijelaskan dalam kitab al-Adab al-Islami
karya Prof. Dr. Ibrahim Muhammad Qasim[1],
bahwa Kaab bin Zuhair adalah salah satu penyair terkenal di kalangan bangsa
Arab Jahiliah, ia terlahir dari keluarga sastrawan, hampir semua angota keluarganya
piawai dalam membuat bait-bait puisi. Konon, Ka’ab memiliki saudara bernama
Bujair yang telah terlebih dulu masuk Islam, dan saat mengetahui saudaranya
telah memeluk Islam, Ka’ab sangat marah dan muncul kebenciannya kepada Islam dan Rasulullah SAW.
Akibatnya, beberapa kali Ka’ab membuat puisi untuk mengumpat dan menghina
Rasulullah SAW.
Sepulang Rasulullah SAW dari Perang Thâif,
Bujair menulis surat kepada Ka’ab untuk memeluk Islam dan memberinya peringatan
serta kabar buruk jika ia menolak. Ia memberi saran kepada saudaranya untuk
bertaubat dan memeluk Islam.
Setelah mendapat surat dari saudaranya, Ka’ab
mulai merenungi kesalahanya, dan mengakui keagungan Islam dan kemuliaan
Rasulullah SAW. Akhirnya, Ka’ab mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan
mendatangi Rasulullah SAW di Madinah untuk bertaubat dan meminta perlindangan,
namun para sahabat ketika mendengar bahwa ia adalah Ka’ab, maka mereka langsung
meminta izin kepada Rasulullah untuk memenggal kepalanya karena tindakannya
selama ini yang selalu menghina Nabi SAW. Namun, beliau melarang para sahabat untuk melakukan
hal tersebut dan memaafkan Ka’ab yang telah meminta maaf dan bertaubat.
Maha Suci Allah, karena sifat kelembutan
dan kasih sayang Rasulullah SAW Ka’ab langsung berubah dari membenci dan
menghinakan, menjadi sangat mencintai dan memuji Rasulullah SAW. Tiba-tiba Ka’ab
melantunkan sebuah syair pujian untuk Rasulullah SAW yang terkanal dengan
sebutan Banăt Su’ad (Putri-putri Su’ad) yang terdiri dari 59 bait puisi. Dan atas
dasar itulah Nabi SAW memberikan Burdah (jubah) yang dipakainya kepada Ka’ab
bin Zuhair, sebagai tanda kegembiraan atas keIslaman dan syair yang telah
dilantunkannya, yang kemudian sekarang terkenal menjadi Qasidah Burdah Banăt
Su’ad. Berikut adalah cuplikannya :
بانت سعاد فقلبي
اليوم متبول – متيم إثرها لم يفد مكبول
وما سعاد غداة البين
إذ رحلوا – إلا أغنو غضيض الطرف مكحول
أنبئت أن رسول الله
أوعدنى – والعفو عند رسول الله مأمول
0 komentar:
Posting Komentar