Jumat, 09 Oktober 2015
Arti dari Imamah Seorang Azhari
Setelah sholat maghrib berjamaah di masjid Al-Azhar, Ali dan Ridwan duduk santai dan berbincang di serambi masjid sembari menikmati musim semi kota tua ini.
Ali bertanya pada Ridwan, “Wan, tahu nggak maksud dari warna merah pada imamah yang biasa digunakan para ulama’ Al-Azhar itu apa? Bukankah warna merah itu tidak dianjurkan, karena Nabi SAW pernah bersabda: (إياكم و الحمرة, فإنها ملبس السيطان) “Hindarilah warna merah, karena warna merah adalah pakaiannya setan”.
Kemudian Ridwan menjawab: Jadi begini loh sebenarnya li, sini-sini tak kasih tau tapi sambil pijitin pundakku ya! “Siap bos”, jawab Ali.
Pertama : Imamah yang digunakan oleh para ulama’ Al-Azhar adalah putih, pecinya yang merah. Tuh, pahami, banyak orang yang nggak bisa membedakan antara imamah dan peci .
Kedua : Merah yang tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah merah yang mutlak, artinya jika dinisbatkan kepada sebuah peci, maka semua anggota dahi mulai dari depan sampai belakang itu tertutup warna merah yang menyala seperti warna setan, sedangkan imamah Al-Azhar adalah kombinasi antara warna merah dan putih, bukan merah secara keseluruhan, Li.
“Oooh Jadi begitu toh wan, berarti para Ulama Al-Azhar menggabungkan merah dan putih itu tujuannya untuk seni ya ? Sahut Ali yang masih penasaran.
“Ya bukan hanya sekedar seni, Li. Tapi itu ada makna yang sangat luas. Menurut ilmu seni islami, warna merah adalah simbol keemasan dari sebuah ilmu pengetahuan, serta sebagai simbol petunjuk, karena warna itu ibarat cahaya matahari, dan matahari terus menerangi alam di siang hari, hingga bisa menunjukan jalan bagi manusia yang ingin ke masjid atau yang lain”. Jawab Ridwan, yang mulai ngantuk dipijit Ali.
“Kenapa gak hijau aja wan, kan kubah masjid Nabawi di Madinah warnanya ijo?
Yaelah, jadi gini bro, warna hijau memang bagus, bahkan cucu Nabi sendiri, sayyidina Hasan dan Husain paling suka memakai sorban warna hijau.. Tapi kenapa para Ulama Al-Azhar memilih warna merah pada peci, dan membalutya dengan imamah putih? Nah, disini nih bro, gue ngefens banget ama Al-Azhar, hal sekecil ini pun diperhatikan dan jadi pertimbangan bagi mereka. Kenapa gak hijau? Kenapa gak biru? Atau kenapa dengan warna lainnya? Dan ternyata, warna merah dan putih itu punya makna tersendiri bro, merah berarti mempunyai tegas, berwibawa dan berani, sedangkan putih berarti bersih dan suci.
Nah, dari situlah para Ulama Al-Azhar sepakat memilih warna merah dengan kombinasi putih sebagai simbol Imamah seorang Azhari. Sebenarnya bukan karena apa-apa bro, tapi karena para Ulama Al-Azhar ingin menghormati ilmu yang mereka bawa dengan berwibawa, agar ilmu itu semakin berjaya dan mulia. Inget gak pelajaran kemarin, kata Syaikh Ali Jumah kan (فَشَرَفُ العلمِ فوقَ كُلِّ شَرَف** ومَنْ ذَاقَ عَرفَ ومن عرف اغْتَرَف) “Kemuliaan ilmu itu diatas semua kemuliaan, barang siapa telah merasakannya maka ia tahu, dan barang siapa yang tahu maka ia akan semakin menikmatinya”. Allah SWT juga menyanjung ulama, dalam firmannya: (إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ). Jadi begitulah cara guru-guru kita menyanjung dan meninggikan ilmu yang mereka bawa , dengan simbol kebesaran imamah yang mereka pakai sekarang.
“Wah, makasih banyak, Wan atas informasinya. Semoga kita juga bisa dapet berkahnya ulama Al-Azhar, atau paling enggak pecinya aja deh kagak apa-apa”. Sahut Ali
Wallahu Ta’ala A’lam Bis Showab,-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Klo beli peci seperti itu dimana yaa ?
BalasHapusKlo beli peci seperti itu dimana yaa ?
BalasHapus