Sepuluh tahun yang lalu, ada
seorang anak kecil yang tidak mengerti apa-apa diantar kedua orang tuanya ke
sebuah daerah yang jauh dari kampung halaman, tak ada sanak saudara maupun
teman bermain semasa kecil yang menemaninya disana. Dengan hati yang pasrah dan
ikhlas, kedua orang tuanya menyerahkan secara utuh pendidikan dan masa depan sang
anak kepada seorang kiyai, yang dikenal di kalangan masyarakat dengan julukan
sang Guru Al-Quran.
Anak itu memulai lembaran hidup
baru, yang jauh dari asuhan kedua orang tuanya, ketika ia mulai belajar dan
mengenal sosok guru atau kiyai yang menggantikan tugas orang tua untuk mendidik
dirinya, untuk mengawasinya, dan untuk memberinya bekal yang cukup agar ia bisa
berjuang hidup di dunia dan selamat kelak
di akhirat.
Sang kiyai dengan sabar dan tekun,
terus mengajarinya satu persatu huruf hijaiyah yang ada dalam Al-Quran,
mengajarkan cara membaca Al-Quran secara baik dan benar, dan mengarahkan jalan
hidupnya agar selalu tekun untuk belajar ilmu-ilmu agama lainnya, karena
pondasi awal yang terpenting bagi seorang anak saat mulai beranjak dewasa
adalah bekal ilmu agama, yang akan ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Waktu terus berjalan, hari-harinya
kini penuh dengan nasihat dan arahan dari sang kiyai, sehingga pelan-pelan, bibit
kecil yang tak bernyawa itu disirami dengan nafas Al-Quran, dan mulai menjadi
sebuah tumbuhan, dan terus berkembang sampai menjadi pohon yang bisa mengayomi
orang yang berteduh di bawahnya, serta memberikan manfaat kepada sekitarnya.
Miladuka Said ya Sayyidi al-Walid
Sungguh, sebagai seorang murid, tak
ada satu katapun yang bisa mewakili rasa terima kasih kami selama ini, hingga
belum bisa dikatakan sebagai murid yang berbakti. Namun, syukur kami kepada
Allah yang telah mempertemukan, dan menjodohkan kita dalam sebuah ikatan guru
dan murid, yang –insya Allah- akan kekal sampai akhirat nanti.
15 April adalah hari dimana Allah
menghadirkan di tengah-tengah kami, sosok guru sekaligus orang tua yang menjadi
panutan dan tauladan dalam hidup kami. Semoga Allah SWT senantiasa menjagamu
kiyai, memeberimu kesehatan yang lebih agar bisa terus mengajar, dan memberimu
umur yang panjang dalam ketaatan pada Allah dan Rasulullah. Maafkan kami yang
belum bisa membuatmu tersenyum bangga dengan kelakuan kami,-
Miladuka Said ya Sayyidi K.H Bashari Alwi Murtadla,- Salam ta'dzim dari Negeri Musa.
Kairo 14 April 2016
0 komentar:
Posting Komentar