Kamis, 14 April 2016

Miladuka Said Ya Sayyidi al-Walid




Sepuluh tahun yang lalu, ada seorang anak kecil yang tidak mengerti apa-apa diantar kedua orang tuanya ke sebuah daerah yang jauh dari kampung halaman, tak ada sanak saudara maupun teman bermain semasa kecil yang menemaninya disana. Dengan hati yang pasrah dan ikhlas, kedua orang tuanya menyerahkan secara utuh pendidikan dan masa depan sang anak kepada seorang kiyai, yang dikenal di kalangan masyarakat dengan julukan sang Guru Al-Quran.

Anak itu memulai lembaran hidup baru, yang jauh dari asuhan kedua orang tuanya, ketika ia mulai belajar dan mengenal sosok guru atau kiyai yang menggantikan tugas orang tua untuk mendidik dirinya, untuk mengawasinya, dan untuk memberinya bekal yang cukup agar ia bisa berjuang hidup di dunia  dan selamat kelak di akhirat.


Sang kiyai dengan sabar dan tekun, terus mengajarinya satu persatu huruf hijaiyah yang ada dalam Al-Quran, mengajarkan cara membaca Al-Quran secara baik dan benar, dan mengarahkan jalan hidupnya agar selalu tekun untuk belajar ilmu-ilmu agama lainnya, karena pondasi awal yang terpenting bagi seorang anak saat mulai beranjak dewasa adalah bekal ilmu agama, yang akan ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Waktu terus berjalan, hari-harinya kini penuh dengan nasihat dan arahan dari sang kiyai, sehingga pelan-pelan, bibit kecil yang tak bernyawa itu disirami dengan nafas Al-Quran, dan mulai menjadi sebuah tumbuhan, dan terus berkembang sampai menjadi pohon yang bisa mengayomi orang yang berteduh di bawahnya, serta memberikan manfaat kepada sekitarnya.

Miladuka Said ya Sayyidi al-Walid

Sungguh, sebagai seorang murid, tak ada satu katapun yang bisa mewakili rasa terima kasih kami selama ini, hingga belum bisa dikatakan sebagai murid yang berbakti. Namun, syukur kami kepada Allah yang telah mempertemukan, dan menjodohkan kita dalam sebuah ikatan guru dan murid, yang –insya Allah- akan kekal sampai akhirat nanti.

15 April adalah hari dimana Allah menghadirkan di tengah-tengah kami, sosok guru sekaligus orang tua yang menjadi panutan dan tauladan dalam hidup kami. Semoga Allah SWT senantiasa menjagamu kiyai, memeberimu kesehatan yang lebih agar bisa terus mengajar, dan memberimu umur yang panjang dalam ketaatan pada Allah dan Rasulullah. Maafkan kami yang belum bisa membuatmu tersenyum bangga dengan kelakuan kami,-

Miladuka Said ya Sayyidi K.H Bashari Alwi Murtadla,- Salam ta'dzim dari Negeri Musa. 


Kairo 14 April 2016


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About