Selasa, 12 April 2016

Membaca Basmalah Dalam Shalat, Wajibkah?


      A.    Masalah

Shalat adalah perintah wajib bagi seluruh umat Islam, barang siapa yang meninggalkannya maka ia berdosa. Shalat juga memiliki tata cara tersendiri demi menjaga keabsahannya, disana terdapat syarat wajib shalat, rukun shalat dan hal-hal yang membatalkannya. Dalam mengerjakan rukun, apabila ada satu rukun saja yang ditinggalkan, maka shalatnya dianggap tidak sah.

Mayoritas ulama telah bersepakat bahwa membaca surat Al-Fatihah termasuk rukun dalam shalat. Dan mereka juga sepakat bahwa lafaz basmalah (baca: bismillahirrahmanirrahim) merupakan bagian dari ayat ketiga Q.S An-Naml. Namun mereka berbeda pendapat, apakah lafaz basmalah termasuk bagian dari awal surat Al-Fatihah?, dan apakah ia juga termasuk dalam bagian setiap surat yang ada dalam Al-Quran?

Berikut adalah pendapat para ulama empat madzhab tentang kedudukan lafaz basmalah dan hukum membacanya dalam shalat.

     B.     Pembahasan
   
     a.       Kedudukan Basmalah dalam Surat Al-Quran

    1.   Imam Syafi’i berpendapat bahwa basmalah merupakan bagian dari surat Al fatihah dan semua surat yang ada dalam Al Quran, beliau menggunakan dalil Naqli (Al-Quran atau Hadits) dan Aqli (akal) sebagai berikut:

  حديث أبى هريرة عن النبى –ص- قال : اذا قرأتم الحمد لله رب العالمين فاقرؤوا بسم الله الرحمن الرحيم , انها أم القران م أم الكتاب و السبع المثانى و بسم الله الرحمن الرحيم أحد اياتها

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian membaca Alhamdulillahirabbil’alamin, maka bacalah Bismillahirrahmanirrahim, karena ia adalah induk dari Al-Quran, al-Sab’u al-Matsani, tujuh ayat yan diulang (surat Al-Fatihah) dan Bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu ayatnya.

Beliau juga mengatakan, bahwa dalam mushaf induk juga ditulis lafaz basmalah pada awal surat Al-fatihah dan awal setiap surat lainnya kecuali At-Taubah. Para ulama’ terdahulu tidak akan menuliskan apapun dalam mushaf induk kecuali itu adalah ayat Al-Quran, karena menjaga agar Al-Quran tidak tercampur dengan apa yang selain Al-Quran.

      2.      Imam Malik berpendapat bahwa lafaz basmalah bukan termasuk ayat dalam Al Quran, dan juga bukan awal dari setiap surat. Beliau mengambil hukum dari hadits yang diriwayatkan oleh ummul mukminin Aisyah R.A:

حديث عائشة رضى الله عنها : قالت : كان رسول الله – ص – يفتتح الصلاة باالتكبير والقراءة بالحد لله رب العالمين .

Diriwayatkan dari Aisyah R.A, ia berkata: Rasulullah SAW memulai shalat dengan takbiratul ihram, kemudian membaca alhamdulillahirabbilalamin.

3.     Imam Hanafi berpendapat bahwa  lafaz basmalah adalah sebuah ayat yang diturunkan sebagai pemisah antara satu surat dengan surat lainnya.  Penulisan lafaz basmalah pada semua Mushaf Al Quran, menunjukan bahwa ia merupakan satu ayat yang sempurna. Beliau berdalil dengan beberapa riwayat yang datang dari para sahabat, diantaranya:

ما روى عن الصحابة  أنهم قالوا : كنا لا نعرف انقضاء السورة حتى ينزل بسم الله الرحمن الرحيم .

(Diriwayatkan dari para sahabat, mereka berkata: “Kami tidak mengetahui pemisah surat (dalam Al-Quran), sampai diturunkan bismillahirrahmanirrahim”).

ما روى عن ابن عباس : أن رسول الله – ص – لا يعرف فصل السورة حتى ينزل عليه بسم الله الرحمن الرحيم .

(Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW tidak mengetahui pemisah surat, sampai diturunkan kepadanya bismillahirrahmanirrahim).


        b.      Hukum Membaca Basmalah dalam Shalat 

    1.   Imam Malik: Beliau melarang membaca basmalah dalam shalat wajib, baik shalat yang bersifat jahr (dikeraskan bacaannya), atau shalat yang bersifat sirr (dipelankan bacaannya), dan juga baik membacanya itu pada awal surat Al-Fatihah atau yang lainnya. Akan tetapi, beliau membolehkan membaca basmalah dalam shalat sunnah.
    
    2.     Imam Abu Hanifah: Beliau berpendapat bahwa basmalah dibaca secara pelan, dalam surat Al-Fatihah pada setiap rakaat, dan dianjurkan pada selain surat Al-Fatihah.

      3.      Imam Syafi’i: Beliau berpendapat bahwa basmalah itu wajib dibaca di awal surat Al-Fatihah bagi orang yang shalat, baik shalat jahr atau sirri.

      4.      Imam Ahmad: Beliau berpendapat bahwa basmalah itu dibaca secara sirri dan bukan jahr.
      
      Allahu Talaa A'lam bis Shawab,- 


Kitab Rujukan:

      1.      Al-Syaqafah, Khalid bin Abdullah, al-Dirasah al-Fiqhiyyah ala Madzhab al-Imam al-Syafi’i fi al-Ibadah, Dar al-Salam, Kairo.
   
       2.      Shadru al-Din, Abu Abdillah Muhammad bin Abdurrahman al-Dimasyqi, Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-Aimmah, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut.
   
       3.      Dewan Pengajar Jurusan Tafsir dan Ulumul Quran, Universitas Al-Azhar, Mesir, Min Tafsir al-Ayat al-Ahkam, Kairo. 

Ditulis oleh : Achmad Dzulfikar Fawzi (Mahasiswa Tingkat Akhir, Fakultas Syariah Islamiyah, Universitas Al-Azhar, Mesir).



0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About