Kamis, 11 Agustus 2016

Hari Besama Al-Azhar; Sanad Al-Quran yang Bersambung sampai Rasulullah


Pertama kali tiba di Mesir, diantara hal pertama yang saya lakukan adalah mencari guru Al-Quran guna menjalankan wasiat kiyai saat beliau memberikan izin untuk melanjutkan belajar ke Al-Azhar. Sebagai anak baru yang masih polos, jangankan kenal seorang shaikh, mengetahui jalan untuk kembali ke rumah saja masih belum bisa, tapi tekad untuk melaksanakan pesan dari Kiyai harus segera saya penuhi, “Kalau sudah sampai di Mesir, jangan sampai lupa Al-Qurannya, dibaca terus dan lebih baik lagi kalau dihafal, karena di Mesir banyak ulama-ulama Al-Quran yang sanadnya tinggi dan langsung bersambung kepada Rasulullah”, lirih beliau berpesan saat itu.

Hari-hari pertama di Mesir sangat berkesan, butuh banyak penyesuaian kepada lingkungan baru dan masyarakat baru. Dalam benak saya berkata, “Kalau mau tahu banyak tentang para masyayikh Al-Azhar, hanya ada satu tempat untuk bisa mengetahuinya, yaitu masjid Al-Azhar al-Syarif yang terletak di jantung kota Kairo lama, tempat yang penuh dengan sejarah menyebarnya ilmu di Mesir”.


Nafas suci Al-Azhar pun mulai tercium, harum, semerbak, dan berwibawa karena para ulama dari pagi hingga petang silih berganti mengisi pengajian di beberapa bilik yang akrab disebut dengan ruwaq. Berbagai cabang ilmu, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat paling akhir, mulai dari ilmu nahwu, mantiq, balaghah, tafsir, hadis, fikih, tasawuf, dan berbagai cabang lainnya diajarkan di ruwaq-ruwaq masjid yang karismatik ini. Rasa syukur tak terhingga, seorang bocah kecil ini bisa menginjakkan kakinya beriringan dengan langkah para ahli ilmu tersebut.


 

Blogger news

Blogroll

About